Apa Itu Upacara Kasada?

Upacara Kasada adalah salah satu tradisi unik yang dilakukan oleh suku Tengger di sekitar Gunung Bromo. Setiap tahunnya, masyarakat Tengger menggelar upacara ini sebagai bentuk penghormatan dan persembahan kepada dewa-dewi mereka, terutama Sang Hyang Widhi. Upacara ini biasanya jatuh pada bulan ke-10 dalam kalender Jawa, yang bertepatan dengan sekitar bulan Juli hingga Agustus.

Upacara Kasada memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi masyarakat Tengger. Mereka percaya bahwa dengan melaksanakan upacara ini, mereka dapat menjaga hubungan harmonis dengan alam dan para dewa yang mereka sembah.

Sejarah dan Makna Upacara Kasada

Asal Usul Upacara Kasada

Legenda mengatakan bahwa upacara ini dimulai sejak zaman Kerajaan Majapahit. Dikisahkan seorang putri bernama Roro Anteng dan suaminya Joko Seger mendirikan Kerajaan Tengger di daerah sekitar Gunung Bromo. Untuk mendapatkan keturunan, mereka memohon kepada dewa dan berjanji akan mengorbankan anak bungsunya. Setelah memiliki 25 anak, janji tersebut ditepati dengan mengorbankan anak bungsu mereka ke kawah Bromo. Sejak saat itu, upacara Kasada dilakukan sebagai wujud syukur dan penghormatan.

Filosofi di Balik Upacara

Upacara Kasada bukan sekadar ritual biasa. Ini adalah bentuk pengabdian masyarakat Tengger kepada alam dan para dewa. Mereka percaya bahwa dengan melakukan upacara ini, mereka mendapatkan perlindungan dan kesejahteraan dari para dewa. Dalam setiap persembahan yang mereka lakukan, terkandung harapan untuk mendapatkan berkah dan kesejahteraan bagi seluruh komunitas.

Upacara ini juga menggambarkan hubungan timbal balik antara manusia dan alam. Masyarakat Tengger sangat menghargai alam dan segala isinya, dan melalui upacara ini, mereka menunjukkan rasa syukur mereka atas segala yang telah diberikan alam kepada mereka.

Proses dan Tahapan Upacara Kasada

Persiapan Sebelum Upacara

Persiapan upacara biasanya dimulai beberapa hari sebelum puncak Kasada. Masyarakat Tengger akan mempersiapkan segala kebutuhan, seperti hasil bumi, ternak, dan berbagai persembahan lainnya. Persiapan ini melibatkan seluruh komunitas, dari yang muda hingga yang tua, menunjukkan kuatnya rasa kebersamaan dalam masyarakat Tengger.

Selain mempersiapkan persembahan, mereka juga mempersiapkan diri secara spiritual dengan melakukan berbagai ritual pembersihan dan doa bersama di pura-pura desa. Hal ini mereka lakukan untuk memastikan bahwa mereka siap secara fisik dan spiritual untuk melaksanakan upacara Kasada.

Baca juga : 10 Makanan Tradisional Indonesia yang Harus Kamu Coba

Puncak Upacara di Kawah Bromo

Pada hari puncak, masyarakat Tengger dan wisatawan berkumpul di Pura Luhur Poten, yang berada di lautan pasir Gunung Bromo. Mereka membawa persembahan yang kemudian mereka lemparkan ke dalam kawah sebagai simbol pengorbanan dan doa kepada para dewa. Persembahan ini bisa berupa hasil bumi, hewan ternak, hingga berbagai barang lain yang dianggap berharga.

Selama proses persembahan, para dukun atau pemuka agama Tengger akan memimpin doa dan ritual. Mereka berperan penting dalam memastikan bahwa upacara berjalan dengan lancar dan sesuai dengan adat yang telah ditetapkan. Puncak acara ini biasanya berlangsung dari tengah malam hingga dini hari, menciptakan suasana magis yang memukau bagi siapa saja yang menyaksikannya.

Suasana dan Kemeriahan

Suasana saat upacara berlangsung sangat meriah. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara datang untuk menyaksikan langsung tradisi ini. Selain itu, ada juga berbagai hiburan seperti pertunjukan seni dan tari-tarian tradisional yang menambah kemeriahan acara. Musik gamelan khas Tengger yang mengiringi upacara ini juga menambah keunikan dan keindahan suasana.

Para pengunjung biasanya juga bisa menikmati berbagai makanan tradisional yang dijual di sekitar lokasi upacara. Hal ini menambah pengalaman wisata budaya yang kaya dan berkesan. Selain itu, banyak juga fotografer yang datang untuk mengabadikan momen-momen istimewa dari upacara ini.

Tips dan Trik Menyaksikan Upacara Kasada

Waktu Terbaik Berkunjung

Untuk mendapatkan pengalaman terbaik, pastikan kamu datang beberapa hari sebelum puncak upacara. Biasanya, puncak Kasada jatuh pada bulan ke-10 dalam kalender Jawa atau sekitar bulan Juli hingga Agustus. Datang lebih awal akan memberikanmu kesempatan untuk melihat persiapan dan mengikuti rangkaian kegiatan sebelum puncak upacara.

Selain itu, datang lebih awal juga memberimu kesempatan untuk menikmati keindahan alam Gunung Bromo tanpa terlalu banyak keramaian. Kamu bisa menikmati sunrise yang terkenal di Penanjakan, atau menjelajahi lautan pasir dan bukit Teletubbies yang memukau.

Persiapan yang Perlu Dibawa

Jangan lupa membawa jaket tebal karena suhu di sekitar Gunung Bromo cukup dingin, terutama di malam hari. Selain itu, siapkan kamera untuk mengabadikan momen-momen berharga selama upacara berlangsung. Pakaian yang nyaman dan sepatu yang cocok untuk berjalan di medan berpasir juga sangat dianjurkan.

Jika kamu berencana untuk menginap, pastikan untuk memesan penginapan jauh-jauh hari. Penginapan di sekitar Bromo bisa cepat penuh, terutama menjelang puncak upacara Kasada. Selain itu, bawa juga masker atau syal untuk melindungi diri dari debu pasir yang bisa cukup mengganggu, terutama jika angin bertiup kencang.

Menghormati Tradisi Lokal

Saat menyaksikan upacara, penting untuk menghormati tradisi dan adat lokal. Jangan mengambil foto atau video secara sembarangan, terutama saat ritual sedang berlangsung. Ikuti petunjuk dan arahan dari panitia atau penduduk lokal, dan jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang tidak kamu mengerti.

Berpakaianlah sopan dan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat setempat. Meskipun cuaca bisa sangat dingin, hindari memakai pakaian yang terlalu terbuka atau tidak pantas. Menghormati tradisi dan adat setempat akan membuat pengalamanmu lebih menyenangkan dan bermakna.

Aktivitas Lain di Sekitar Gunung Bromo

Menikmati Sunrise di Penanjakan

Selain menyaksikan upacara Kasada, kamu juga bisa menikmati keindahan matahari terbit di Penanjakan. Spot ini merupakan salah satu yang terbaik untuk melihat sunrise dengan latar belakang Gunung Bromo, Gunung Batok, dan Gunung Semeru. Pemandangan dari sini sangat spektakuler, terutama saat matahari mulai muncul dan menyinari lautan pasir serta kawah Bromo. Jangan lupa bangun pagi-pagi sekali untuk mendapatkan posisi terbaik.

Trekking ke Kawah Bromo

Setelah upacara, kamu juga bisa melakukan trekking ke kawah Bromo. Perjalanan ini cukup menantang namun sangat memuaskan. Dari Pura Luhur Poten, kamu bisa berjalan kaki atau menyewa kuda untuk mencapai anak tangga yang akan membawamu ke bibir kawah. Dari sana, kamu bisa melihat lebih dekat kawah yang menjadi pusat upacara Kasada. Bau belerang yang khas dan pemandangan kawah yang mengeluarkan asap tipis memberikan pengalaman tersendiri.

Menjelajahi Lautan Pasir dan Bukit Teletubbies

Jangan lewatkan juga menjelajahi lautan pasir yang luas dan Bukit Teletubbies yang hijau. Kedua tempat ini menawarkan pemandangan yang kontras namun sama-sama indah. Lautan pasir dengan tekstur lembutnya memberikan sensasi seperti berada di padang gurun, sedangkan Bukit Teletubbies yang hijau menawarkan pemandangan yang segar dan menenangkan. Tempat-tempat ini sangat cocok untuk berfoto dan menikmati keindahan alam Bromo dari berbagai sisi.

Kesimpulan

Upacara Kasada di Gunung Bromo bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga bentuk pengabdian dan penghormatan masyarakat Tengger kepada para dewa dan alam. Bagi kamu yang ingin menyaksikan keunikan budaya Indonesia, upacara ini wajib masuk dalam daftar kunjunganmu. Selain menikmati prosesi upacara yang penuh makna, kamu juga bisa menjelajahi keindahan alam Gunung Bromo dan sekitarnya.

Ingin liburan nyaman dan nggak ribet? Bersama Arena Wisata tentunya! Jika ingin reservasi atau konsultasi langsung, hubungi admin. Ayo, jelajahi dan rasakan sendiri keindahan dan makna mendalam dari Upacara Kasada di Gunung Bromo!