Arena Wisata Mandiri Travel Blog
Home / Travel Blog / Culture
Sekaten Jogja: Sejarah, Tujuan, dan Makna Perayaan Tradisional
Team Arena Wisata • Agustus 15, 2024
Sekaten Jogja: Sejarah, Tujuan, dan Makna Perayaan Tradisional
Sekaten adalah salah satu perayaan tradisional yang begitu melekat di hati masyarakat Yogyakarta. Sebagai bagian dari warisan budaya yang tak ternilai, perayaan ini bukan hanya sebuah ritual tahunan, tetapi juga sebuah representasi dari nilai-nilai spiritual, sejarah, dan budaya Jawa yang kental. Mari kita jelajahi lebih dalam tentang sejarah, tujuan, dan makna yang terkandung dalam tradisi Sekaten di Yogyakarta.

Sejarah Singkat Sekaten: Dari Demak hingga Yogyakarta

Sekaten berasal dari bahasa Arab, yakni "Syahadatain", yang artinya dua kalimat syahadat. Wali Songo, khususnya Sunan Kalijaga, pertama kali memperkenalkan tradisi ini sebagai metode dakwah untuk menarik masyarakat Jawa yang pada waktu itu masih memeluk kepercayaan Hindu-Buddha. Kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa, pertama kali mengadakan Sekaten. Setelah Kesultanan Demak runtuh, Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta meneruskan tradisi ini, masing-masing dengan ciri khasnya sendiri.

Kapan dan Dimana Tradisi Sekaten Diadakan?

Setiap tahunnya, Sekaten diadakan di bulan Maulid (Rabiul Awal) dalam penanggalan Islam, bertepatan dengan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Di Yogyakarta, acara ini berlangsung selama satu minggu penuh dan dipusatkan di Alun-Alun Utara, yang terletak di depan Keraton Yogyakarta. Selama periode ini, area di sekitar alun-alun berubah menjadi pusat keramaian dengan berbagai kegiatan tradisional dan pasar malam yang menjajakan aneka makanan, mainan, dan barang-barang khas. Alun-Alun Utara menjadi titik pusat dari berbagai rangkaian acara yang dimulai dengan prosesi gamelan Sekaten dan berakhir dengan puncak acara Grebeg Maulid. Selain itu, masyarakat juga bisa menikmati berbagai hiburan tradisional, seperti wayang kulit, dan pertunjukan seni lainnya yang menambah semarak perayaan.

Apa yang Membedakan Sekaten di Yogyakarta dengan di Surakarta?

Sekaten di Yogyakarta dan Surakarta, meski berasal dari akar budaya yang sama, telah berkembang dengan ciri khas masing-masing yang mencerminkan identitas lokal.
  1. Gamelan Sekaten yang Unik : Baik di Yogyakarta maupun Surakarta, gamelan Sekaten memainkan peran sentral. Namun, nada dan gaya permainan gamelan di kedua kota ini memiliki perbedaan. Di Yogyakarta, mereka mengenal gamelan yang digunakan sebagai Gamelan Kyai Guntur Madu dan Gamelan Kyai Nogowilogo. Mereka hanya memainkan gamelan ini sekali dalam setahun selama perayaan Sekaten, dengan nada yang lebih rendah dan tempo yang lambat untuk mencerminkan kesakralan acara ini. Di Surakarta, Gamelan Sekaten juga memiliki karakteristik serupa, namun mereka menyesuaikannya dengan tradisi lokal.
  2. Prosesi Grebeg Maulid : Grebeg Maulid adalah puncak dari perayaan Sekaten, di mana mereka mengarak sebuah gunungan yang berisi hasil bumi dan makanan dari keraton menuju Masjid Agung. Di Yogyakarta, mereka menyusun gunungan dari berbagai macam hasil bumi, seperti sayuran, buah-buahan, dan makanan tradisional, lalu membagikannya kepada masyarakat sebagai simbol kemakmuran. Di Surakarta, mereka juga melakukan tradisi ini dengan menekankan elemen-elemen yang mencerminkan keunikan budaya Solo.
  3. Ritual dan Adat Istiadat : Perbedaan lainnya terletak pada rangkaian upacara dan adat istiadat yang menyertai perayaan. Misalnya, di Yogyakarta, sebelum mereka memainkan gamelan Sekaten, mereka melakukan prosesi pembacaan doa dan pujian kepada Nabi Muhammad, diikuti dengan ritual jamasan (pencucian) gamelan. Sementara di Surakarta, mereka juga melakukan prosesi ini dengan beberapa tambahan ritual khas Solo.
Baca juga : Kuliner Betawi: Mengenal Lebih Dekat Ragam Makanan Khas Jakarta

Tujuan Utama dari Perayaan Sekaten

Perayaan Sekaten di Yogyakarta dan Surakarta memiliki beberapa tujuan utama yang sarat dengan nilai-nilai religius dan budaya. Berikut adalah beberapa tujuan yang paling menonjol:
  1. Memperingati Kelahiran Nabi Muhammad SAW : Sekaten pada dasarnya adalah sebuah upacara peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Hal ini terlihat dari penamaan "Sekaten" yang berasal dari kata "Syahadatain". Melalui perayaan ini, masyarakat mengajak masyarakat untuk lebih mendalami ajaran Islam dan mengenang jasa-jasa Nabi Muhammad.
  2. Penyebaran Islam : Salah satu tujuan historis dari Sekaten adalah sebagai alat dakwah untuk menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat Jawa. Dengan menggabungkan elemen-elemen budaya lokal dengan nilai-nilai Islam, Wali Songo berhasil menarik perhatian masyarakat dan memperkenalkan ajaran Islam dengan cara yang mudah masyarakat terima.
  3. Memperkuat Identitas Budaya : Sekaten juga memiliki tujuan untuk memperkuat dan melestarikan budaya Jawa. Dengan melibatkan berbagai elemen budaya, seperti musik gamelan, tarian tradisional, dan ritual-ritual keraton, Sekaten menjadi media untuk menjaga kelestarian budaya yang sudah nenek moyang wariskan.

Makna yang Terkandung dalam Budaya Sekaten

Sekaten bukan sekadar perayaan, melainkan juga sebuah refleksi dari berbagai nilai budaya dan spiritual yang telah mengakar dalam masyarakat Jawa. Berikut adalah beberapa makna penting yang terkandung dalam tradisi ini:
  1. Makna Religius : Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Sekaten adalah upacara yang sarat dengan makna religius. Mereka mendedikasikan setiap elemen dalam perayaan ini, mulai dari gamelan hingga prosesi Grebeg, untuk mengenang dan menghormati Nabi Muhammad SAW. Masyarakat diajak untuk merenungkan kembali ajaran-ajaran Nabi dan memperkuat keimanan mereka.
  2. Makna Sosial : Sekaten juga memiliki dimensi sosial yang kuat. Ini adalah waktu di mana masyarakat dari berbagai kalangan berkumpul, berinteraksi, dan merayakan bersama-sama. Perayaan ini menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas di antara warga Yogyakarta dan sekitarnya. Selain itu, tradisi ini juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antara keraton dan rakyatnya.
  3. Makna Budaya : Sekaten merupakan simbol dari kekayaan budaya Jawa. Setiap tahun, perayaan ini menjadi panggung bagi berbagai kesenian dan tradisi lokal, seperti pertunjukan wayang kulit, tari-tarian tradisional, dan musik gamelan. Melalui perayaan ini, nilai-nilai budaya yang sudah leluhur wariskan tetap terjaga dan terus tetap kita lestarikan.
  4. Makna Ekonomi : Selain makna religius dan budaya, Sekaten juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan, terutama bagi para pedagang dan pelaku usaha kecil. Mereka menggelar pasar malam di sekitar alun-alun selama perayaan ini, menjadikannya pusat perdagangan yang ramai, dan menawarkan berbagai produk mulai dari makanan khas hingga kerajinan tangan.
Baca juga : Petualangan di Goa Jomblang: Menyusuri Keajaiban Alam Bawah Tanah di Jogja

Ritual dan Kegiatan Utama dalam Perayaan Sekaten

Sekaten di Yogyakarta tidak lengkap tanpa rangkaian ritual dan kegiatan khas yang mengiringi perayaan ini. Beberapa kegiatan utama yang selalu dinantikan oleh masyarakat adalah:
  1. Gamelan Sekaten: Gamelan Sekaten adalah salah satu elemen paling ikonik dari perayaan ini. Mereka memainkan Gamelan yang memiliki suara khas dan hanya memainkannya selama perayaan Sekaten. Musiknya yang mendayu-dayu dan penuh makna spiritual ini dapat menarik minat masyarakat untuk mendekatkan diri kepada ajaran Islam.
  2. Pasar Malam Sekaten: Pasar malam adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan Sekaten. Pasar ini menawarkan berbagai macam barang dagangan, mulai dari makanan tradisional, mainan anak-anak, hingga pakaian dan aksesori. Pasar malam ini menjadi tempat yang ramai masyarakat kunjungi dari berbagai lapisan.
  3. Upacara Grebeg Maulid: Puncak dari perayaan Sekaten adalah upacara Grebeg Maulid. Pada hari terakhir perayaan, mereka mengarak sebuah gunungan yang berisi berbagai macam hasil bumi dan makanan dari keraton menuju Masjid Agung. Setelah sampai di masjid, masyarakat kemudian berebut untuk mendapatkan bagian dari gunungan tersebut, karena mereka percaya bahwa hal itu akan membawa berkah.

Gallery Sekaten Jogja

Kesimpulan: Merayakan Sekaten sebagai Warisan Budaya

Sekaten Jogja adalah perayaan yang tidak hanya memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga melestarikan warisan budaya Yogyakarta. Ini adalah kesempatan yang tepat bagi kamu yang tertarik dengan budaya Jawa untuk mendalami kekayaan budaya dan nilai-nilai spiritual yang mendalam. Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan kemeriahan Sekaten Jogja!

Tags:

Kembali
Areana Wisata Mandiri Whatsapp